Seharusnya sampah dikelola dengan baik untuk mengantisipasi
berbagai ancaman bagi lingkungan hidup. Kebersihan lingkungan menentukan
kesehatan seseorang. Lingkungan yang bersih bukanlah tempat yang tepat bagi
virus untuk berkembang biak. Kesehatan bisa dijamin jika sampah bisa dikelola
dengan tepat dan efektif. Namun, sampah bisa menjadi sumber masalah kesehatan
jika tidak dikelola dengan benar. Ada beberapa faktor yang membuat sampah
semakin menumpuk setiap hari. Pertambahan jumlah sampah tersebut harus
diimbangi dengan pengelolaan efektif.
Tidak bisa dipungkiri, pertambahan jumlah sampah berbanding
lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta pertumbuhan ekonomi.
Dengan kata lain, negara maju menghasilkan sampah dalam jumlah yang lebih besar
daripada negara miskin. Semakin tinggi tingkat kesejahteraan, semakin konsumtif
perilaku mereka. Masyarakat dengan daya beli tinggi tentunya akan menghabiskan
lebih banyak uang untuk membeli barang tertentu dan akhirnya menambah jumlah
sampah. Pernyataan ini didukung oleh data yang diambil dari Environmental
Protection Agency di Amerika Serikat di tahun 2010. Semua penduduk Amerika
mampu menghasilkan 250 juta ton sampah setiap tahun. Sementara itu, penduduk
Indonesia hanya menghasilkan 56,3 juta ton sampah setiap tahun. Perbedaan
yang sangat mencolok itu bisa dipengaruhi oleh kesejahteraan penduduk. Sebagai
negara maju, Amerika tentunya memiliki potensi ekonomi dan daya beli yang lebih
tinggi. Mayoritas penduduk Indonesia adalah kelompok kelas menengah dan
penduduk miskin masih banyak ditemukan di kota besar atau pedesaan. Tidak
peduli seberapa banyak sampah yang dihasilkan setiap tahun, sampah bisa menjadi
sumber masalah yang cukup serius jika tidak dikelola dengan baik. Sampah bisa
berubah menjadi racun yang menyebarkan virus berbahaya. Di Uni Eropa, 9 juta
ton dari 3 miliar ton sampah yang dihasilkan setiap tahun adalah sampah
beracun.
Sampah adalah ancaman bagi lingkungan hidup dan mempunyai
dampak buruk bagi kesehatan manusia. Ironisnya, sampah seringkali dikelola
dengan cara tidak tepat yang bisa merusak lingkungan. Metode pembakaran sampah
tidak efektif untuk mengelola sampah. Membuang sampah ke tempat pembuangan
akhir juga bukan solusi tepat karena jumlah sampah masih terus bertambah.
Bertambahnya sampah tersebut juga akan meningkatkan kebutuhan terhadap lahan
pembuangan sampah. Bisa Anda bayangkan kondisi planet ini ketika sampah semakin
menumpuk dan tidak bisa ditampung lagi. Kesehatan menjadi mahal ketika
jumlah penduduk semakin meningkat dan lahan untuk tempat tinggal semakin
sedikit karena sebagian besar lahan tersebut digunakan sebagai tempat
pembuangan sampah. Selain itu, sampah yang menumpuk terlalu lama bisa mencemari
udara dan tanah. Sampah tersebut menghasilkan karbondioksida dan metana dalam
jumlah yang tidak sedikit. Akibatnya, kesehatan manusia dan keberlangsungan
lingkungan hidup semakin terancam.
Pencemaran Air
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Di samping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambahjumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organisme yang ada di perairan. Pemupukan tanah persawahan atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk ke perairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Beberapa jenis tumbuhan seperti alga, paku air, dan eceng gondok akan tumbuh subur dan menutupi permukaan perairan sehingga cahaya matahari tidak menembus sampai dasar perairan. Akibatnya, tumbuhan yang ada di bawah permukaan tidak dapat berfotosintesis sehingga kadar oksigen yang terlarut di dalam air menjadi berkurang.
Bahan-bahan kimia lain, seperti pestisida atau DDT (Dikloro
Difenil Trikloroetana) yang sering digunakan oleh petani untuk memberantas hama
tanaman juga dapat berakibat buruk terhadap tanaman dan organisme lainnya.
Apabila di dalam ekosistem perairan terjadi pencemaran DDT atau pestisida, akan
terjadi aliran DDT.
Pencemaran Tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik), industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan kualitas tanah.
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi oleh air yang mengalir sehinggakesuburannya akan berkurang. Selain itu, menurunnya kualitas tanah juaga dapat disebabkan limbah padat yang mencemari tanah.
Menurut sumbernya, limbah padat dapat berasal dari sampah rumah tangga (domestik), industri dan alam (tumbuhan). Adapun menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, seperti dedaunan, bangkai binatang, dan kertas. Adapun sampah anorganik biasanya berasal dari limbah industri, seperti plastik, logam dan kaleng.
Sampah organik pada umumnya mudah dihancurkan dan dibusukkan oleh mikroorganisme di dalam tanah. Adapun sampah anorganik tidak mudah hancur sehingga dapat menurunkan kualitas tanah.
Pencemar Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk ke lingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup. Pencemar udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S), seyawa nitrogen (NO2), dan chloroflourocarbon (CFC).
Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara di permukaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem pernapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak sistem saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S dapat bergabung dengan partikel air dan menyebabkan hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan, dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapian ozon di atmosfer.
Jangan biarkan sampah menjadi sumber masalah dan mengancam
kesehatan Anda. Jika pengelolaan sampah tidak lagi efektif untuk mengurangi
jumlah sampah, daur ulang bisa menjadi alternatif yang patut untuk
dipertimbangkan. Gunakanlah sampah untuk membuat barang baru dengan nilai jual
yang tinggi. Sampah organik bisa menjadi pupuk kompos untuk menyuburkan
tanaman. Hanya perlu waktu 3-4 hari untuk membuat pupuk ini. Sampah anorganik
bisa digunakan kembali untuk membuat produk baru. Proses daur ulang ini
mempunyai banyak keuntungan. Jumlah sampah bisa dikurangi karena sampah bisa digunakan
kembali. Sampah bisa mendatangkan keuntungan finansial karena biaya produksi
menjadi lebih murah dan keuntungan yang didapat bisa lebih besar. Jika Anda
tidak bisa mendaur ulang sampah, Anda masih bisa mengurangi produksi sampah
untuk menyelamatkan lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar